A. Konsep dan Definisi Ekologi
1. Konsep Ekologi
Lingkungan hidup
didasarkan beberapa konsep ekologi dasar, seperti konsep: biotik, abiotik,
ekosistem, produktivitas, biomasa, hukum thermodinamika I dan II, siklus
biogeokimiawi dan konsep faktor pembatas. Dalam komunitas ada konsep
biodiversitas, pada spesies ada konsep distribusi dan interaksi serta konsep
suksesi dan klimaks. Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua
makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan
berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme
berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan
organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling
berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan. Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah
sebagai berikut.
Suatu
konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem. Suatu sistem terdiri dari komponen-komponen
yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh
komponen hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik) yang berinteraksi membentuk
suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan itu terjadi karena adanya arus materi
dan energi, yang terkendali oleh arus informasi antara komponen dalam
ekosistem.
Hukum thermodinamika adalah hukum alam tentang energi.
Hukum thermodinamika adalah hukum alam tentang energi.
Ada dua hukum thermodinamika yaitu:
1) Hukum
Thermodinamika I :
energi dapat diubah dari suatu
bentuk energi menjadi bentuk energi lain, tetapi energi tidak pernah dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
Contoh: energi matahari diubah
menjadi energi panas atau energi potensial dalam bentuk makanan. Jumlah energi
dalam alam semesta adalah konstan. Artinya jumlah energi tidak dapat bertambah
atau berkurang.
2) Hukum
Thermodinamika II :
setiap terjadi perubahan bentuk
energi, pasti terjadi degradasi energi dari bentuk energi yang terpusat menjadi
energi yang terpencar. Contoh: benda panas pasti menyebarkan panas (energi) ke
lingkungan sekitar yang lebih rendah suhunya. Energi yang tidak seluruhnya
dapat dipakai untuk melakukan kerja.
Contoh: fotosintesis mempunyai efek
negentropi.
Biogeokimiawi
merupakan proses biologi, geologi, dan kimia. Siklus biogeokimiawi berkaitan
dengan materi. Tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan, dan lain-lain tersusun oleh
materi.
Materi
terdiri dari unsur kimia, seperti: karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O),
nitrogen (N), dan fosfor (P). Materi yang dibutuhkan untuk menyusun tubuh
manusia didapat dari makanan. Setiap ekosistem atau komunitas, atau
bagian-bagian lain memiliki produktivitas dasar atau disebut produktivitas
primer. Pengertian produktivitas primer adalah kecepatan penyimpanan energi
potensial oleh organismeprodusen melalui proses fotosintesis dan kemosintesis
(pemanfaatan hasil sintesis) dalam bentuk bahan-bahan organik dapat digunakan
sebagai bahan pangan. Dalam konsep produktivitas, faktor satuan waktu sangat
penting, karena sistem kehidupan adalah proses yang berjalan secara sinambung.
Selain waktu, faktor ruang merupakan faktor penting yang menentukan
produktivitas suatu ekosistem.
2.
Defenisi
Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua
kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti
ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Dalam kamus Weibster’s Unabridged Dictionary, ekologi diartikan sebagai
totalitas atau pola hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam (
Odum, 1993) ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hal ikhwal dinamika
kehidupan , atau sebagai ilmu mengenai hal struktur dan fungsi alam kehidupan.
Ekologi dikenal sebagai salah satu
cabang ilmu biologi yang mempelajari perihal antar hubungan pengaruh
mempengaruhi dan saling ketergantungan antara organisme dengan lingkungannya.
Kendeigh (1980) , ekologi adalah
kajian tentang hewan dan tumbuhan dalam hubungannya antara satu makhluk hidup
dengan makhluk hidup yang lain dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Krebs (1972) ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi-interaksi yang
menentukan sebaran atau agihan (distribusi) dan kelimpahan organisme-organisme .
Dari
pengertian dan definisi- definisi di atas ekologi hewan adalah salah satu
cabang biologi yang khusus mempelajari interaksi-interaksi antara hewan dengan
lingkungan biotik dan abiotik yang menentukan sebaran (distribusi) dan kelimpahan
hewan-hewan tersebut.
B.
Keluasan
Investigasi Ekologi dari Sel sampai ke
Global
Makhluk hidup
(organisme) memiliki tingkat organisasi dari tingkat yang paling sederhana
sampai ke tingkat organisasi yang paling kompleks. Tingkatan organisasi
tersebut terlihat sebagai deretan biologi yang disebut spektrum biologi.
1. Sel,
yaitu satuan dasar suatu organisme
2. Jaringan,
yaitu kumpulan sel yang memiliki bentuk
dan fungsi sama
3. Organ,
yaitu alat tubuh, bagian dari organisme
4. Sistem
organ, yaitu kerjasama antara struktur dan fungsional yang harmonis
5. Organisme atau individu,
yaitu makhluk hidup, jasad hidup. Individu merupakan organisme tunggal seperti
: seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan
seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada
masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan
makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus
seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah
laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk
mencari makanan.
6. Populasi,
yaitu kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan berbiak pada suatu daerah
tertentu. Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu
tertentu disebut populasi. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok
bila ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana
alam, dan wabah hama.
7. Komunitas,
yaitu semua populasi dari berbagai jenis yang menempati suatu daerah tertentu.
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan
daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan
individu dan populasi. Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari
komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman
interaksinya.
8. Ekosistem,
yaitu lapisan bumi tempat ekosistem beroperasi. Ekosistem adalah antara komunitas
dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan
ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen
(tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan
dekomposer/pengurai (mikroorganisme).
9. Biosfer, adalah tingkatan organisasi
biologi terbesar yang mencakup semua kehidupan di bumi dan adanya interaksi
antara lingkungan fisik secara keseluruhan. Biosfer merupakan lapisan
bumi tempat ekosistem beroperasi
C.
Ekologi
Sebagai Disiplin Ilmu
1.
Ekologi
sebagai dasar ilmu lingkungan
Ekologi
merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Dalam ilmu lingkungan
seperti halnya ekologi , mahluk hidup (organime), di pelajari dalam unit
populasi . Populasi adalah sekelompok individu- individu mahluk hidup yang
sejenis yang hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Basis dari Ekologi adalah
ekosistem. Ekologi mengkaji berbagai proses dab bentuk interaksi yang terjadi
di dalam ekosistem.
2. Ekologi sebagai dasar pengetahuan
lingkungan
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi
ilmu lingkungan. Dalam ekologi mempelajarai penerapan ekologi,pengetahuan lingkungan,konservasi
sumber daya alam, pengendalian erosi,pengendalian banjir,penghutanan kembali, restorasi
hewan-hewan liar,silvikultur – agroforestry, pertanian dan peternakan, pertambangan,
pengolahan limbah,dinamika kependudukan.
3. Ekologi Mutakhir
yaitu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem/alam dimana manusia
adalah bagian dari alam. Adapun
struktur nya yaitu keadaan dr
sistem ekologi pd waktu dan tempat tertentu , kepadatan/kerapatan ,biomassa , penyebaran materi ,penyebaran energy. Ekologi mutakhir
berfungsi menggambarkan
hubungan sebab akibat yg terjadi dalam sistem.
D.
Fenomena
Ekologi dalam Skala Ruang dan Waktu
Fenomena ekologi yang
di temui dalam kehidupan seperti pemanasan global. Pemanasan global merupakan ancaman besar yang terjadi sebagai akibat dari
serangkaian peristiwa, yang nantinya akan kita temui bahwa asal muasal
terjadinya berawal dari tindakan manusia yang tidak mampu memprediksi dampak
kedepan, sehingga tidak antisipatif dan lebih mengutamakan kepuasan ekonomi semata
tanpa memperhitungkan aspek keberlanjutan (sustainable)
dari suatu planet bumi yang cuma ada satu.
Fenomena ini berawal dari aktifitas manusia.
Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan dampak dari Efek Rumah Kaca
(ERK) yang sebenarnya adalah proses alami karena memungkinkan kelangsungan
hidup semua makhluk di bumi. Tanpa adanya Gas Rumah Kaca, seperti karbondioksida
(CO2), metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33
derajat Celcius lebih dingin. Masalah timbul ketika aktivitas manusia
menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di atmosfer (Gas Rumah Kaca)
sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Maka, panas matahari yang tidak
dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula. Semua proses itu lah yang
disebut Efek Rumah Kaca.
ERK merupakan
fenomena yang sama dengan yang bisa kita temui saat membiarkan mobil kita
diparkir dalam keadaan panas terik dan kaca mobil tertutup rapat. Kita pasti
akan merasakan panas yang hebat dalam ruang mobil kita, karena sisa panas yang
masuk ke dalam mobil tak dapat dipantulkan keluar sebab tertahan lapisan kaca.
Sejak awal jaman industrialisasi, awal akhir abad ke-17, konsentrasi Gas Rumah
Kaca meningkat drastis. Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi
meningkat 0.5 – 0.6 derajat Celcius akibat emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan
dari aktivitas manusia.
Jenis GRK
yang memberikan sumbangan paling besar bagi emisi gas rumah kaca adalah
karbondioksida, metana, dan dinitro oksida. Sebagian besar dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) di sektor energi dan
transportasi, penggundulan hutan , dan pertanian . Sementara, untuk gas rumah
kaca lainnya (HFC, PFC, SF6 ) hanya menyumbang kurang dari 1% . Sejak Revolusi Industri, sebanyak 400.000 milyar ton gas CO2
dilepaskan ke udara. Dan sejak awal abad -20 kita menggunakan begitu banyak batu bara, minyak dan minyak
tanah untuk mengolah perekonomian kita
sehingga menambah 20 % jumlah gas ini. Sehingga diperkirakan
sebanyak 5,5 milyar ton molekul karbon
dipompa ke dalam ekosistem setiap tahun. Hal tersebut diperparah oleh perusakan
hutan yang pertumbuhannya mencapai hutan klimaks membutuhkan waktu 50 sampai
100 tahun. Padahal hutan (dan juga
samudera) sering disebut sebagai paru-paru bumi yang mengendalikan keseimbangan
oksigen dan karbondioksida. Jika Karbondioksida dalam jumlah yang berlebihan
maka gas ini akan memerangkap atau manahan panas yang harusnya dipantulkan
kembali ke atmosfer bagian atas. Disinilah muncul Efek Rumah Kaca (ERK).
Jadi, ERK
menyebabkan panas bumi, disebabkan oleh emisi
GRK yang tinggi ke udara akibat penggunaan bahan bakar fosil dan berbagai
bentuk kegiatan manusia yang melepas GRK, diperparah dengan degradasi hutan
atau tumbuhan yang sebenarnya dapat menyerap CO2 lewat proses
fotosintesis.
Upaya dalam mengatasi fenomena tersebut ialah adaptasi dan mitigasi.
Kegiatan beradaptasi antara lain menanam pohon. Kegiatan mitigasi atau
pengurangan efek gas rumah kaca dapat dilakukan dengan hemat energi, tidak
konsumtif, mengurangi dan mengelola sampah, serta efisiensi penggunaan
transportasi. Upaya-upaya
sederhana perlu kita mulai sekarang dari rencana tindakan – tindakan lokal.
Jika banyak region lokal bertindak dengan menanam pohon (penghijauan) maka tindakan lokal dalam kuantitas besar
akhirnya menjadi kekuatan global menghadapi ancaman global. Pohon meningkat
berarti membantu mengurangi gas CO2 di udara.
0 komentar:
Posting Komentar