Droshopila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat di temukan di buah-buahan busuk. Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan. Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror, 1992):
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo :
Diptera
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Spesies : Drosophila melanogaster
Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha
(pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks)
dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari
bagian anterior pupa (Wheeler, 1981).
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri
segmen yang teratur. segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu:
kepala, thoraks, dan abdomen. Seperti hewan simetris bilateral lainnya,
Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros
dorsoventral (punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang
sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua
poros ini bahkan sebelum fertilisasi. setelah fertilisasi, informasi dengan
benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap
segmen.Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri
dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat
fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi
dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak
berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003)
Periode kedua adalah periode setelah
menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada
sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat
dewasa (Silvia, 2003).
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya
diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua
setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina
meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari.
(Silvia, 2003). Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput
vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat
(Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai tipis. Korion
mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992).
Saat kutikula tidak lunak lagi,
larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa.
Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang
tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama
adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi
instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah
pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk
membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas
permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika
dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose
pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia
instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III,
dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985).
Selama makan, larva membuat
saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka
pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya
merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini
larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang
dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa.
Saat larva Drosophila membentuk
cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa
kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan
pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa)
menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam
keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa
(Ashburner, 1985)
Struktur dewasa tampak jelas selama
periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap
embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi
utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa
(Silvia, 2003).
Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya
berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih
pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin
setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak
dari lalat buah jantan.
Pada ujung anterior terdapat
mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma
yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan
pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan
jaringan embrio. (Borror, 1992)
A. Morfologi Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
Morfologi lalat Drosophila melanogaster termasuk dalam subordo
Cyclorharpha, yang mempunyai cylpeus yang terpisah oleh sclerite yang berbeda.
Kantung ptilium atau frontal merupakan ciri-ciri dari bagian kepala yang
keadaan luarnya ditunjukkan adanya ptilinae atau frontal suture. Suture adalah
bagian yang sangat sempit disepanjang tepi bagian kepala, suture ini membentuk
suatu kantong membran atau ptilium dan
dinding terakhirnya terbentuk pada tempat yang sama dengan integumen. Kepala
mempunyai organ-organ, yaitu:
1. Antena
Antena mempunyai alat yang
penting untuk klasifikasi diptera. Antena merupakan bagian yang kecil terbentuk
seperti sikat yang letaknya di ruas ketiga dari antena yang disebut arista.
Antena terdiri dari tiga segmen besar dimana yang kedua lenih besar dan lebih
kompleks, namun segmen kedua ini tidak mempunyai suture longitudinal.
2. Mata
Pada Drosophila melanogaster yang normal mempunyai mata merah sedang
yang abnormal mempunyai warna mata putih. Gen yang mengatur warna terletak pada
kromosom nomor satu dan tiap gen yang mengatur letak mutan terletak pada
kromosom nomor tiga. Gen yang mengatur warna mata ini terpaut pada kromosom
seks (linkagenesis). Lalat ini mempunyai lima buah mata yaitu dua buah terletak
pada anterolateral (merupakan mata yang besar) yang disebut mata orbital dan
mata ocelli yang terletak pada bagian
dorso-medial terdiri tiga ominatidia.
Mata terdiri dari sel-sel mata dan disekeliling
mata orbiatl terdapat rambut-rambut yang bentuk dan ukurannya teratur. Mata
yang mengalami mutasi matanya berubah menjadi cokelat yang terdapat pada
kromosom ketiga, putih pada kromosom ke satu dan posisi mata melintang terletak
pada kromosom ke satu dan posisi itu disebut bar eyes.
3. Mulut
Organ mulut pada Drosophila melanogaster disokong
oleh formasi hidung. Morfologi hidung sulit untuk digambarkan, sebab merupakan
hasil modifikasi dari reduksi maksila, dan merupakan perluasan dari daerah
membran. Hidung beradaptasi untuk mengisap cairan, namun untuk memasukkan
partikel padat pada saluran makanan membutuhkan waktu yang lama. Kondisi ini
membuat bibir menjadi berefleksi dengan lovat menuju ke puncak gigi dengan
menggunakan alat pemotong. Mulut lalat ini berwarna hitam dan posterior mulut
terdapat rambut-rambut vibrissa. Semua alat mulut menambah bentukan proboscis.
Mulut terdiri dari:
a. Labrum, bagian dorsalnya
berscelea baik, tetapi bagian ventral kebanyakan berupa membran, dan bagian
luarnya kadang-kadang berupa membran.
b. Mandibula, tidak ada, bila ada
merupakan menghisap.
c. Maxilla, sangat jarang, yang komplek terdiri
dari sclerite, basal berpisah dan tersendiri. Sungut maxilla merupakan bagian
yang penting unuk identifikasi. Sungut maxila ini terdiri dari 4 segmen, dimana
segmen keempat tereduksi menjadi organ single.
d. Labium, membentuk hidung pada
bagian distalnya, biasanya elebar berpasangan.
e. Hypopharink, pada umumnya ada dan
keduanya tebentuk lanceolus, (Strickberger, 1985).
Sedangkan pada bagian
thorax dapat terdiri dari tiga ruas, padanya terdapat rambut-rambut yang besar
disebut macrochaeta dan rambut-rambut yang berukuran kecil disebut microchaeta.
Thorax terbentuk melalui segmen
tengah yang sayapnya mengalami pelebaran dua daerah terakhir lebih kecil dari
bagian anterior dan posterior yang berfungsi secara aktif sebagai penyokong.
Bagian depan dan belakang kaki, berdasarkan pengamatan merupakan bentuk
terbesar terletak pada bagian dorsal dari thorax dan terbagi menjadi presctum,
scutum dan scutellum. Batas antara presctum dan scutum disebut transverse
suture. Thorax terdiri dari:
1. Sayap
Terdiri satu pasang dan
masing-masing terdiri dari delapan rambut-rambut jalan yang disebut aerostichol
pada bagian anteriol dorso-ventral. Drosophila melanogaster nomal posisi
sayapnya tidur dan menutupi, panjang sayapnya lebih panjang dari abdomennya,
sedangkan mutan sayapnya mengalami perubahan yang bermacam-macam.
2. Kaki
Setiap segmen thorax mendukung
satu pasang kaki. Bagian kaki dari proximal ke distal adalah coxa, trocahanter,
femur, tibia, segmen tarsal 1 dan segmen tarsal 2, jadi setiap kaki terdiri
dari 6 segmen yang semuanya dtumbuhi oleh rambut-rambut. Lalat buah jantan memiliki seks comb antara batas tarsal 1 dan tarsall 2. Rambut-rambut disebelah permukaan tibia bagian
proximal ápex disebut preatikal tibia spur. Trochanter adalah satu bangunan berbentuk segitiga kecil yang menghubungkan
antara coxa dan femur, (Sinnot, 1958).
Bagian abdomenya terdiri dari 11 ruas. Lalat betina
abdomennya memiliki 8 targit, pada targit ke 3 terdapat spirakel, vagina pada
targit ke 7 dan onalplate pada targit ke 8. Bentuk abdomen lalat betina
mempunyai ujung meruncing dan pola garis yang berbeda dari pada abdomen jantan.
Abdomen jantan mempunyai 7 targit, terdapat perisai. Targit ke 5
terdapatlengkung genitak dan onalplate pada ujung targit ke 7.
Bentuk abdomennya berujung tumpul dengan segmen terakhir berwarna hitam. Ruas pertama abdomen dimulai dari steium sangat tereduksi. Ruas kedua sampai ke 11 terdapat tipula. Ruas pada Drosphila melanogaster sulit dipastikan, jarang lebih dari 4 atau 5 yang nampak pembelahan.
Secara morfologi Drosophila
melanogaster jantan dan betina dapat dibedakan dengan parameter-parameter
sebagai berikut:
Ciri-ciri pembeda
|
Jantan
|
Betina
|
Ukuran tubuh
|
Ukuran tubuh lebih kecil dibanding betina
|
Ukuran tubuh lebih besar dibanding jantan
|
Warna tubuh
|
Bagian belakang (ujung abdomen) lebih gelap
dibanding betina
|
Bagian belakang lebih terang dibanding jantan
|
Panjang sayap
|
Sayapnya lebih pendek dibandingkan betina
|
Sayapnya lebih panjang dibandingkan jantan
|
Sisir kelamin
|
Ada sisir kelamin
|
Tidak ada sisir kelamin
|
Bentuk ujung abdomen
|
Tumpul
|
lancip
|
Gambar 2: Drosophila melanogaster jantan dan betina |
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri
segmen yang teratur. segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu kepala,
thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila
ini mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral
(punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada
di dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini
bahkan sebelum fertilisasi. Setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan
akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
Drosophila memiliki
warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian
belakang. betina memilki ukuran panjang sekitar 2,5 mm dan yang jantan lebih kecil
dibandingkan dengan betina. pada jantan, bagian tubuh belakang lebih gelap.
pada Drosophila yang liar memilki mata berwarna merah.
B. Siklus Hidup Drosophila melanogaster
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari
telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago.
Fase perkembangan dari telur Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas
pada tabel dan gambar di bawah ini:
Tahapan
|
Ciri-ciri
|
Umur
|
Telur
|
Berbentuk bulat lonjong, ukuran sekitar ± 0.5 mm,
berwarna putih susu, pada ujung anteriornya terdapat dua tangkai kecil
menyerupai sendok yang berfungsi agar telur tidak tenggelam, biasanya
terdapat pada permukaan media.
|
± 24 jam
|
Larva instar 1
|
Berbentuk lonjong pipih, berwarna putih bening,
berukuran ± 1 mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak seperti cacing, belum
memiliki spirakel anterior.
|
|
Larva instar 2
|
Berbentuk lonjong pipih, berwarna putih, berukuran ±
2 mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak seperti cacing, memiliki mulut dan
gigi berwarna hitam untuk makan, memiliki spirakel anterior.
|
± 2 hari
|
Larva instar 3
|
Berbentuk lonjong pipih, berwarna putih, berukuran ±
3-4 mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak seperti cacing, memiliki mulut dan
gigi berwarna hitam lebih besar dan jelas terlihat dibanding larva instar 2,
memiliki spirakel anterior dan terdapat beberapa tonjolan pada spirakel
anteriornya.
|
± 3 hari
|
Prepupa
|
Terbentuk setelah larva instar 3 merayap pada
dinding botol, tidak aktif, melekatkan diri; berwarna putih; kutikula keras
dan memendek; tanpa kepala dan sayap
|
± 4 hari
|
Pupa
|
Tidak aktif dan melekatkan diri pada dinding botol,
berwarna coklat, kutikula keras, memendek, dan besegmen.
|
± 5 hari
|
Imago
|
Tubuh terbagi atas cephla, thorax, dan abdomen;
bersayap transparan; memiliki mata majemuk biasanya berwarna merah; dan
ciri-ciri lainnya menyerupai ciri lalat buah dewasa
|
± 9 hari
|
Gambar 3-4: Siklus Hidup Drosophila melanogaster |
Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari
dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi
sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu
kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti
untuk makan. Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan
disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva,
pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya
pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003).
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya
diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua
setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina
meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari.
Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis
yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di
bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai
kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992).
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan
menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada
trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan
posterior (Silvia, 2003).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit
untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru
diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit,
larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai
pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah
gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar
ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar
ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan
berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel
larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali
dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar
II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner,
1985).
Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula
menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4.
Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki.
Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada
stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva
berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985)
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan
dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult
(sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk
perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvia, 2003).
Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya
berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih
pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin
setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak
dari lalat buah jantan.
Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam
telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu
yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera
berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio. (Borror, 1992).
0 komentar:
Posting Komentar