Screams For Inspiration

Recent

Cermin Diri

Dimensi kehidupan selalu menawarkan beberapa pilihan untuk segera di jadikan sebuah keyakinan. Sebagai insan yang berpijak pada belantara sang pencipta, pemilik lakon kehidupan sering lupa dengan esensi keberadaannya sebagai seorang hamba.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Lalat Buah

Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari

Ekspedisi Gunung Talang

Sabtu pagi, 17/01 perjalanan di mulai dari kota Padang menuju Aie Batumbuk, Kabupaten Solok. Rute Aie Batumbuk merupakan rute baru yang baru di buka belum lama ini oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Solok. Perjalan di tempuh Satu jam dengan jarak tempuh kurang lebih 52 Km untuk tiba di Posko pendakian Gunung Talang.

Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya

Dengan nalari, manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran logis dan analisis.

Minggu, 05 Juli 2015

Kerja Ilmiah

   Biologi merupakan ilmu yang mempelajari mahluk hidup dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Sebagian dari Mahluk Hidup, manusia perlu mempelajari, mengembangkan, dan memanfaatkan biologi. Dengan demikian untuk melakukan hal tersebut, diharapkan manusia dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
   Kerja Ilmiah dalam  sains tidak hanya di seputar laboratorium. Dimanapun di dunia dan apapun yang kita lakukan adalah kerja ilmiah. Mempelajari sains meliputi proses, tujuan, dan produk.

A. Sikap seorang ilmuwan yang baik
  1.    Memiliki minat mempelajari kejadian alam
  2. Berpikir secara terbuka, menerima kritik orang lain, dan mendengarkan pendapat orang lain.
  3. memiliki kepeduluan mengubah pandangannya ketika menemukan bukti yang baru.
  4. memiliki sikap tidak memihak dalam mencari data dan informasi untuk mengesahkan observasi atau penjelasan
  5. Memiliki kecenderungan untuk menemukan pemecahan masalah secara kreatif dan tidak langsung melompat ke kesimpulan
  6. Hormat terhadap orang lain.


B. Pengamatan Objek Secara Terencana dan Sistematis
       Biologi merupakan ilmu yang terus berkembang. Perkembangan biologi merupakan hasil dari berbagai pengamatan yang dilakukan dalam biologi harus dilakukan secara terencana dan sisyematis dengan menggunakan metode ilmiah.
         Metode ilmiah adalah suatu cara memecahkan masalah ilmiah dengan langkah-langkah tertentu yang teratur, seperti merumuskan maslah, mengumpulkan data, menyusun hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, dan menguji kesimpulan dengan melakukan eksperimen ulang.
    1. Merumuskan Masalah
        Didalam ilmu pengetahuan, masalah adalah segala persoalan yang perlu dipecahkan secara pasti dan benar. Untuk menemukan masalah, dapat dilakukan dengan sistem 5W1H (What, When, Where, Who, Why, dan How)  atau istilah Indonesianya ABDIKASIM yaitu apa, bagaimana, dimana, kapan, siapa, dan mengapa. Misalnya kita mengamati keponpong berubah menjadi kupu-kupu. Dengan sistem ABDIKASIM, hal yang mungkin ditanyakan adalah:
  1. Apakah yang menyebabkan kepompong berubah menjadi kupu-kupu?
  2. Bagaimana proses perubahan kepompong untuk berubah menjadi kupu-kupu?
  3. Dimana tempat ideal bagi kepompong untuk berubah menjadi kupu-kupu?
  4. Kapan waktu yang tepat bagi kepompong berubah menjadi kupu-kupu?
  5. Siapa yang pernah melakukan pengamatan terhadap kepompong sebelumnya?
  6. Mengapa kepompong berubah menjadi kupu-kupu?
   2. Mengumpulkan Data
       Pengumpulan data dilakukan untuk mendukung penelitian. Data yang dikumpulkan dapat berupa hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, maupun hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai masalah yang sama.

   3. Menyusun Hipotesis
       Dari data yang dikumpulkan, dapat disusun suatu hipotesis. Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap masalah, berdasarkan teori dan fakta yang ada. Ada dua macam hipotesis dalam penelitian:
  • Hipotesis nol (Ho) : Dugaaan yang menyatakan tidak ada pengaruh. Contoh hipotesis nol adalah: jenis pohon tempat hidup kepompong tidak berpengaruh terhadap warna kupu-kupu yang dihasilkan.

  • Hipotesis alternatif (Ha) : Dugaan yang menyatakan ada pengaruh. Contoh hipotesis alternatif adalah: jenis pohon tempat hidup kepompong berpengaruh terhadap warna kupu-kupu yang dihasilkan.
   4. Melakukan Eksperimen
       Setelah dugaan sementara (hipotesis) dirumuskan, tahap berikutnya adalah membuktikan apakah dugaan tersebut benar atau tidak. Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis, perlu dilakukan eksperimen. Data yang didapat dari eksperimen harus dapat dioleh sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan dari data tersebut.

   5. Menarik kesimpulan
       Kesimpulan dibuat berdasarkan data-data yang diperoleh dari eksperimen. Ada dua kemungkinan kesimpulan, yaitu menerima hiopesis nol (Ho) atau menerima hipotesis alternatif (Ha).

   6. Eksperimen Lanjutan atau Eksperimen Ulangan
       Kesimpulan yang di peroleh dari suatu eksperimen biasanya akan menimbulkan pertanyaan baru. Pertanyaan baru tersebut memerlukan eksperimen lebih lanjut untuk menjawabnya. Selain itu, orang lain yang tidak yakin terhadap hasil suatu eksperimen juga dapat melakukan eksperimen ulangan.
    Eksperimen ulangan biasanya dilakukang dengan peralatan yang lebih modern dibandingkan eksperimen sebelumnya. Hal tersebut menyebabkan hasil eksperimen ulangan dapat berbeda dari eksperimen sebelumnya.
       Demikian metode ilmiah dilakukan secara berulang-ulang, sehingga ilmu pengetahuan terus berkembang. Hal yang tidak kalah pentingnya setelah melakukan penelitian dengan metode ilmiah adalah membuat laporan. Laporan penelitian yang baik dapat membantu orang lain yang akan melakukan eksperimen lanjutan.

Marhaban Ya Ramadan


Rabu, 17 Juni 2015

Selasa, 26 Mei 2015

Subdivisio Gymnospermae (Pinophyta)

      GYMNOSPERMAE

     Menurut definisi klasik dari subdivisio ini adalah dihasilkannya biji telanjang yang tumbuh pada permukaan dari megasporopil (sisik kerucut, karpel). Ciri utama Gymnospermae adalah biji telanjang (Strobilus) atau pada tangkai diantara daun-daun. Serbuk sari dari Gymnospermae berkecambah pada ovul yang terbuka dan tabung sari dari Gymnospermae tumbuh dari tiap perkembangbiakan berbentuk kerucut yang dikenal sebagai strobilus (rujung), alat kelamin terpisah antara jantan dan betina.
Siklus Hidup Gymnospermae

      Habitus tumbuhan kelompok ini umumnya berupa perdu dan pohon, tidak ada yang terna (herba) bentuk perakaran tunggang, daun umumnya tidak lebar, tebal dan kaku.
      Ciri-ciri lain dari tumbuhan Gymnospermae adalah: Tumbuhan berkayu dengan habitus beraneka ragam, bagian kayunya bekas dari pembuluh pengangkut colateral terbuka yang pada penampang melintang dari batang tersusun dalam suatu lingkaran, mempunyai kambium sehingga memperlihatkan pertumbuhan skunder, pada xylem tidak terdapat pembuluh kayu melainkan trackeid saja kecuali pada Gnetum, di dalam phloem tidak terdapat sel pengering, batang menpunyai saluran resin, daun bentuknya bermacam-macam, bunga sesungguhnya belum ada strobilus selalu berkelamin tunggal, kadang-kadang berkelamin dua (banci), gametofit betina terdiri dari banyak sel atau banyak nukleus, adanya arkegonium pada gametofit betina, dan pembuahan tunggal. Jarak waktu penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang, sel kelamin jantan umumnya berupa spermatozoid yang dapat bergerak aktif, kotiledon lebih dari dua atau bersifat polikotil.
     Menurut Engler, Gymnospermae ini dklasifikasikan kedalam 4 Kelas diantaranya: Cycadinae, Ginkionae, Coniferae, dan Gnetinae.

Kelas Cycadinae

 
  Classis ini terdiri dari satu ordo, yaitu Cycadales, dengan satu suku, yaitu Cycadaceae. Kelompok tumbuhan ini mulai muncul di bumi diperkirakan menjelang akhir zaman Palaezoikum. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan berumah dua (ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan, dan tanaman betina menghasilkan strobilus betina, pada tanaman yang berbeda). Ciri-ciri tumbuhan ini adalah sebagai berikut:
  1. Habitusnya menyerupai palma, seperti kelapa sawit, berkayu.
  2. Batang, berkayu, terdapat penebalan sekunder kadang-kadang disebabkan oleh beberapa kambium yang berbentuk lingkaran, tumbuhan tumbuh keatas (tegak), tidak atau sedikit bercabang.
  3. Daun, majemuk, pertulangan daun sejajar, daun lebar menyiirip ganda 2, roset batang, seperti berulang, tersebar dengan sisik berisi getah, ujung daun muda bercabang, tersusun sebagai tajuk di pucuk pohon.
  4. Bunga, terminal atau lateral, besar, berkelamin tunggal, telanjang. Bunga jantan berbentuk kerucut, benang sari banyak, menjari ke arah dorsal atau melebar dan meruncing bagian ujung dengan banyak trakea. Bunga betina banyak terbuka,, bagian bawah melebar dan dibagian ujung berbentuk perisai dengan 2-8 bakal biji lateral, 
  5. Biji besar dengan kotiledon dua (terdapat pada bunga betina).
  6. Akar, serabut.
Strobilus Jantan Pinus merkusii

Strobilus Betina Pinus merkusii

    Tumbuhan ini banyak tersebar di daerah tropis dan subtropis. Salah satu tumbuhan yang sangat kita kenal yaitu Pakis Haji (Cycas rumpii Miq). Pakis Haji empelurnya banyak mengandung amilum, kulit batang kayu, biji muda dan getahnya dapat dijadikan menjadi obat. Spesies lainnya Cycas siamensis Miq dijadikan sebagai tanaman hias. Cycas circinalis L. mengandung glikosida pakoein yang beracun.

Kelas Ginkionae


   
 Ginkionae merupakan sebuah kelas tumbuhan dari subdivisio Gymnospermae, divisio spermatophyta. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli dari daratan Tiongkok. Tumbuhan ini diperkirakan telah tumbuh luas di zaman Mesozoikum dan tertier. Ciri-ciri tumbuhan ini adalah sebagai berikut:
  1. Habitus, pohon (berkayu).
  2. Batang, dapat tumbuh tinggi hingga 30-40 meter da lebar tajuknya 8 meter. batangnya memiliki diameter 3-4 meter. Batangnya lurus seperti tiang dan bercabang. Termasuk batang dikotom.
  3. Daun, bertangkai panjang berbentuk payung atau kipas, dengan tulang-tulang yang bercabang menggarpu. Daun berukuran 5-10 cm dan kadang-kadang sampai 15 cm. Selama musim semi daun berwarna hijau, dan berubah menjadi kuning emas saat gugur. Daun dari pohon ini berbentuk menarik dari pohon lainnya. bentuknya seperempat bundar, bagian ujungnya berliku-liku, selintas mirip kipas terbuka, seperti daun paku kelompok sulir. Daun gingko pun sulit basah kalau ditimpa air. Daun terbagi menjadi 2 lobus.
  4. Bunga, berbentuk karang. Gingko merupakan tumbuhan dioecious, yang memiliki bunga jantan dan betina pada pohon yang berbeda. Bunga jantan memiliki bunga yang tipis dan petal berwarna kekuningan yang terdapat pada ujung cabang. Sedangkan bunga betina lebih sederhana, berkelompok secara berpasangan, dan pada tangkai yang panjang terdapat 2 ovulum yang bebas. Serbuk sari dan bakal biji dihasilkan oleh individu yang berlainan.
  5. Buah, berbentuk bulat berwarna kuning. Buah diproduksi dalam jumlah yang banyak pada sebuah industri.
  6. Akar tunggang yang kuat.
Gambar: Morfologi Daun Ginkgo biloba

     Anggota kelompok ini hanya ada satu ordo yaitu Ginkioales dengan familia Ginkioaceae dan spesies yaitu Ginkgo biloba. Manfaat dan kegunaan Ginkgo biloba antara lain berfungsi sebagai antioksidan untuk menekan radikal bebas. Untuk meremajakan sel-sel otak yaitu dengan cara memulihkan reseptor-reseptor didalam otak serta meningkatkan serotonin. Mempunyai kemampuan untuk memperbaiki peredaran darah. Dapat memacu produksi molekul energi ATP (adenosine triphosphate). 
      Ketika musim penyerbukan tiba tanaman ini mengeluarkan bau yang kurang sedap dan dijauhi oleh manusia.

Ginkgo biloba Jantan

Ginkgo biloba Betina
Ginkgo biloba yang digunakan sebagai khasiat obat

Kelas Coniferae

 


    Coniferae merupak sebuah classis dari sebuah subdivisio spermatophyta. Salah satu tumbuhan yang biasa kita temui yaitu Pinus (Pinus merkusii).
       Ciri-ciri tumbuhan ini adalah sebagai berikut:
  1. Habitus: semak rendah, tetapi umumnya pohon, bentuk dapat sangat besar dan biasanya selalu berwarna hijau sepanjang tahun.
  2. Batang, struktur batang sama dengan dikotil. Kebanyakan dioecious tetapi banyak pula yang monoecious dan sedikit yang strobilinya biseksual.
  3. Daun bentuk jarum dan berkelompok atau serupa sisik, daun dan sisik tersusun spiral, sisik dan braktea lepas, tiap sisik dengan dua biji sayap.
  4. Strobilus, strobilus jantan dan betina umumnya dalam satu pohon, strobilus jantan lebih kecil dari strobilus betina (berkayu) dan terletak aksilaris, strobilus jantan umumnya terminal pada sirung pendek dengan banyak mikrosporofil bertangkai yang tersusun dalam suatu spiral. Strobilus betina umumnya aksilaris dengan banyak sisik-sisik penutup berbentuk spiral.
  5. Biji, berbentuk sayap pada setiap sisik stobilus. Penyerbukan dan penyebaran biji dengan bantuan angin, serbuk sari dengan dua gelembung udara, kotiledon banyak.
  6. Buah berbentuk kerucut.
   
Gambar: Strobilus Betina dan Strobilus JAntan
Gambar Pebedaan bakal perkecambahan
pada Strobilus Jantan dan Strobilus Betina
 Tumbuhan ini terdiri dari 9 marga dengan 215 spesies diseluruh dunia, salah satu contohnya Pinus merkusii.
    Pohon pinus banyak hidup di Eropa bagian pegunungan. Di Eropa tanaman pinus disebut juga dengan evergreen, artinya daunnya tetap hijau sepanjang masa. Tumbuhan dari ordo ini banyak dimanfaatkan oleh manusia. Misalnya, batang pinus digunakan untuk bahan industri kertas dan korek api. sedangkan damar digunakan untuk minyak terpenting dan obat-obatan. Selain itu, beberapa spesies dari kelas ini dapat dijadikan tanaman hias.

Kelas Gnetinae


Gnetinae merupakan sebuah classis dari subdivisio spermatophyta pada tumbuhan. Salah satu contoh  spesies dari classis ini yang kita kenal adalah melinjo ( Gnentum gnemon), yang termasuk ordo Gnetales dan familia Gnetaceae.
   Tumbuhan pada kelompok ini umumnya  memiliki ciri-ciri:
  1. Habitus pohon yang lurus, ada yang berupa perdu, liana (tumbuhan memanjat). 
  2. Memiliki banyak cabang (tetapi cabang itu seringkali tidak bersambungan dengan bagian kayu batang, hingga mudah lepas).
  3. Daun tunggal, duduk berhadapan. Berbentuk oval/lonjong dengan urat daun menyirip.
  4. Pada xilem terdapat trakea
  5. Pada floem tidak memiliki sel pengering.
  6. Strobilus tidak berbentuk kerucut, tetapi sudah dapat disebut "bunga".
  7. Batang mempunyai kambium, floeterma (lapisan terdalam pada korteks yang memiliki bentuk dan susunan khas, serta mengandung butir-butir pati), dan buluh-buluh kayu tanpa saluran resin.
  8. Bunga majemuk bercabang-cabang dikasial (anak payung menggarpu), keluar dari ketiak daun. Ujung bunga majemuk, berbentuk bulir dengan bunga yang berkarang dalam dua daun pelindung yang berlekatan. Bunga jantan dengan tenda bunga berbentuk pembuluh. Bunga betina dengan tenda bunga berbentuk pembuluh dengan satu bakal biji di dalamnya yang mempunyai dua integumen.
  9. Biji berdaging dibungkus oleh: sarkotesta yang berdaging atau lunak, sklerotesta yang keras, endotesta yang lembut atau tipis.
  10. Manfaat: tumbuhan ini memiliki nilai ekonomis seperti daun muda dan buah untuk sayur, emping, serabut kulit untuk jala, dan lain-lain.

   Marga (genus) Gnentum ini lebih dari 30 jenis yang hidup didaerah tropis. Anggota lainnya adalah Ephedra sp. dan Welwitschia sp. Genus Ephendra atau yang dikenal dengan nama Mormon tea atau Ma Huang mengandung zat ephendrin dan pseudo-ephendrin. Zat ini jika diminum dalam dosis rendah digunakan sebagai obat demam. Zat ini pula mengemulsikan sistem syaraf pusat sehingga tidak jarang digunakan sebagai narkoba yang dikenal dengan herbal ectacy. Ephendra tumbuh diseluruh gurun di dunia.
   
   Gnetum latifolium Bl. Merupakan tumbuhan liana, tangkai dau mengandung air yang dapat diminum. Daun muda dan biji juga dapat di sayur, contoh lain Gnetum tenuifolium Ridl.


Cermin Diri

      Dimensi kehidupan selalu menawarkan beberapa pilihan untuk segera di jadikan sebuah keyakinan. Sebagai insan yang berpijak pada belantara sang pencipta, pemilik lakon kehidupan sering lupa dengan esensi keberadaannya sebagai seorang hamba. Terkadang mereka puas dengan tirani, lalu terasingkan oleh kejamnya sebuah akhir yang menggelapkan.
            Mereka yang pernah memiliki fondasi kehidupan sebagai mahluk Tuhan, selalu merasa hidup dalam sebuah dunia yang gelap. Dalam dunia yang setiap orangnya masih meraba-raba. Mencoba, mengulang, lalu memformulasikan sebuah cara. Dan akhirnya tidak menemukan denyut nurani. Tidak merasakan sentuhan kasih dan sayang dan tidak melihat sorot mata persahabatan yang tulus.
            Berapa praduga pun bermunculan, hingga tersebutlah, bahwa mungkin saja mereka telah melupakan Tuhan. Dalam hal ini, manusia mungkin saja tengah mengalami krisis moral. Hilang kendali dalam berpijak, tak lagi teguh dengan keyakinan, dan seolah telanjang dari balutan akhlak sebagai riasan diri. Untuk mewawas diri agar tak lepas dari kendali. Lost control, hingga membuat semua membaur dalam hitamnya dunia kegelapan.

            Realitas kini, dunia yang menyeret manusia didalamnya kepada ambang krisis prilaku dan moralitas. Krisis ini menimbulkan ketidak seimbangan di dalam kehidupan masyarakat yang tentunya sama sekali tidak menyampaikan pesan kebahagiaan kepada umat manusia. Hal ini berujung pada penyimpangan pemikiran. Menimbulkan aura-aura pikiran negatif dan bersarang dalam otak.

            Tiada lagi pengharapan pada kemunculan prasangka baik, jika diri sudah dibaluti dengan pandangan buruk dan keterpurukan yang teramat dalam. Model kepribadian yang memadukan segala bentuk kefrustasian, prasangka-prasangka tak mengenakan, juga munculnya antagonisme dalam pendidkan moral.
              Bercerminlah diri.

Kamis, 21 Mei 2015

Istilah-istilah Situasi Lingkungan Hidup (Habitat) Pada Tumbuhan


  1. Hidrofit, tumbuhan yang hidup pada lingkungan yang berair. Contohnya: Hydrilla verticillata (Hidrila), Nyimpaea odorata (teratai).
  2. Higrofit, tumbuhan yang hidup pada lingkungan basah. Contohnya Limnocharis flava (genjer).
  3. Mesofit, tumbuhan yang hidup pada lingkungan yang lembab, contohnya tumbuhan kelompok-kelompok keladi-keladian.
  4. Xerofit, yaitu tumbuhan tanaman yang hidup pada lingkungan kering, contohnya Opuntia vulgaris (kaktus).
  5. Halofik, yaitu tanaman yang hidup pada lingkungan yang beragam, contohnya Oryza sativa (padi), dimana pada saat diseai tumbuhan tidak berair tanahnya, dan saat ditanam di tanam pada tanah yang berair dan saat mulai panen tidak berair.
  6. Epifit, yaitu tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain, namun tumbuhan ini tidak mengganggu tumbuhan tempat ia menumpang hidup, contohnya: Paku Asplenum sp, dan beberapa jenis anggrek.
  7. Parasit, yaitu tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain, namun tumbuhan ini mengambil makanan dari tumbuhan yang ia tumpangi, parasit ini terbagi atas parasit obligat dan parasit sejati.
  8. Saprofit, merupakan tumbuhan yang hidup pada sisa-sisa mahluk hidup.
  9. Litofit, merupakan tumbuh-tumbuhan yang hidup di bebatuan, contohnya beberapa jenis anggrek.

Pengelompokan Tumbuhan Berdasarkan Habitus


  1. Herbaceus (berbatang basah) dengan ciri-ciri batang banyak mengandung air dan batang tidak berkayu, Contoh: Musa paradisiaca (pisang), Amaranthus spinosus (bayam), Ipomea aquatica (kangkung), dll.
  2. Lignosus (pohon/berkayu) dengan ciri-ciri batang sedikit mengandung air, tanaman pada golongan ini dapat dibagi atas:
  • Arboceus (pohon-pohon) dengan ciri-ciri tinggi batang lebih dari dua meter, percabangan jauh dari permukaan tanah, batang pokoknya jelas. Contoh: Mangifera indica (mangga), Eugenia sp, dll.
  • Frutex (perdu) dengan ciri-ciri, batang berkayu, tinggi lebih kurang dua meter, percabangan dekat dengan tanah dan batang pokok terlihat jelas. Contoh: Melastoma malabatricum (karamunting) dll.
  • Sufrutex (semak) memiliki ciri-ciri batang berkayu, batang pokoknya tidak jelas, percabanagan dekat dengan tanah dan tinggi kurang dua meter.
  • Liana dengan ciri-ciri batang berkayu, tinggi batang tidak jelas dan hidup umumnya memanjat. Contohnya: Brotoali, Rotan, dll.
    3. Calmus (batang rumput/rumput-rumputan)
        Kelompok tumbuhan ini memiliki ciri-ciri diantaranya:
  • Ruas dan buku dapat terlihat jelas.
  • Ruas hampir sama besar.
  • Batang bulat dan umumnya berongga. Contoh: Oryza sativa (padi), Bambusa spinosus (bambu), Saccarum oficinarum (tebu).
    4. Calamus, kelompok tumbuhan ini memiliki ciri-ciri diantaranya:
  • Buku dan ruas tidak jelas terlihat.
  • Memiliki satu ruas yang amat panjang dari luas lainnya dan ruas dan buku yang lainnya sangat pendek-pendek.
  • Batang berbentuk segitiga, dan didalamnya tidak terdapat rongga atau padat.
  • Memiliki satu ruas yang sangat panjang.
         Contoh: Saccarum oficinarum (tebu), Cyperus rotundus L.

Selasa, 03 Maret 2015

Menelisik Keindahan Kawasan Mandeh

Kawasan Wisata Mandeh/Mandeh resort
Kawasan wisata Mandeh merupakan salah satu objek wisata yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan, tepatnya di Kecamatan Koto XI Tarusan dan berbatasan langsung dengan Kota Padang dengan jarak sekitar 56 Km. Perjalanan dapat di tempuh melalui jalur darat maupun laut dengan waktu tempuh kurang lebih 70 menit.
Kawasan seluas 18.000 Ha memiliki keindahaan dan pesona alam bahari yang sangat cantik. Oleh sebab itu tidak heran bila kawasan ini terkenal di tingkat nasional bahkan internasional.
Lokasi ini disebut sebagai kawasan Mandeh atau Mandeh resort, karena salah satu perkampungan yang ada di kawasan ini bernama Nagari (red. Kampung) Mandeh. Kawasan Mandeh merupakan paduan perbukitan dan teluk yang landai dan tidak berombak. Gugusan pulau-pulau kecil turut menambah cantiknya panorama di kawasan ini.
Adapun nagari serta pulau-pulau yang termasuk kawasan wisata Mandeh diantaranya Nagari Mandeh, Nagari Sei Nyalo, Pulau Cubadak, Pulau Setan Kecil, Pulau Setan Besar, Pulau Sirojong Kecil, Pulau Sirojong Besar, Pulau Taraju, dan masih banyak pulau-pulau kecil lain yang belum memiliki nama atau yang belum diberdayakan. Dari sekian banyak pulau yang ada, Pulau Cubadak merupakan salah satu tujuan utama wisatawan ketika berkunjung ke kawasan ini. Pulau Cubadak di tempati oleh turis-turis mancanegara dari belahan dunia ada juga yang menjadi penghuni pulau tersebut atau hanya sekedar berkunjung. Terlebih ketika akhir pekan, selalu ada saja segrombolan turis maupun wisatawan lokal yang datang mengunjungi lokasi tersebut.
Selain Pulau Cubadak kawasan wisata Mandeh masih memiliki banyak lokasi destinasi menarik lainnya yang layak untuk di kunjungi dan dijadikan sobjek wisata, seperti Pulau Setan Kecil. Pulau ini memiliki pasir putih dan air yang jernih, maka tak jarang lokasi ini dijadikan sebagai salah satu sasaran para wisatawan yang ingin menikmati keindahan dunia bawah laut kawasan Mandeh.
Jika ingin menikmati dan mengabadikan momen cantik kawasan ini, maka dapat menyaksikan langsung dari puncak perbukitan yang mengelilingi lokasi tersebut yang juga merupakan jalur perhubungan menuju Nagari Mandeh. kita dapat menyaksikan puluhan kapal (bagan) nelayan yang bertengger apik disekitar teluk dengan lampu yang terang benderang membuat teluk tersebut tak kalah cantik jika dibandingkan dengan langit malam yang dihiasi bintang.
Keindahan Mandeh saat senja
Belakangan banyak wisatawan yang tertarik untuk mengetahui dan berkunjung langsung ke lokasi ini, berbagai perencanaan dan partisipasi pun dikemukakan untuk pemberdayaan kawasan tersebut. Banyak yang mengatakan bahwa kawasan wisata Mandeh mirip dengan Raja Ampat yang ada di Papua, sehingga sering juga disebut Raja Ampat Sumatera. Maka dari itu, pemerintahpun mulai melirik kawasan wisata yang satu ini, dan merasa penting untuk mempromosikannya, yaitu dengan diaadakannya kegiatan-kegiatan seperti "Mandeh Joy Sailling" yang berlangsung Oktober tahun lalu. Kegiatan ini ikut melibatkan tokoh-tokoh nasional, aparat pemerintah, LSM, dunia usaha, pimpinan BUMN, media cetak/elektronik, dan Mahasiswa.
Adapun kegiatan yang akan datang yaitu "Underwater Photography Tournamen" yang bertujuan untuk mengungkap dunia bawah laut kawasan Mandeh dan kapal karam MV. Boelongan Nederland. Acara ini akan dilaksanakan pada april 2015 mendatang, dibawah persetujuan dinas kelautan dan perikanan. Kegiatan ini mengundang bayak perhatian para wisatawan lokal maupun asing yang merasa penasaran tentang kondisi bawah laut kawasan Mandeh yang terkenal masih asri dan jauh dari jamahan manusia.
Boelongan karam kapal Belanda
Kapal karam yang berada tepat di teluk utara Pulau Cubadak ini memiliki sejarah yang membuat kita semakin penasaran untuk mengetahuinya. Sebagaimana yang dikatakan oleh warga setempat bahwa kapal karam ini merupakan kapal Belanda yang tenggelam pada zaman penjajahan dahulu, dan hingga saat ini hanya beberapa orang saja yang berhasil menyelami lokasi tersebut, karena kondisi perairan yang curam dengan kedalaman Kurang lebih 20 meter, sehingga lokasi ini dikenal dengan sebutan Teluk Dalam.
Uniknya di lokasi tempat tenggelamnya kapal ini merupakan salah satu lokasi dimana para nelayan mendapatkan banyak tangkapan. Maka tak jarang para nelayan menggerekan kapal (bagan) milik mereka di zona tersebut.



Selasa, 10 Februari 2015

Ganggang Biru (Cyanophyta)

    
    Ganggang biru memiliki sifat prokariotik sehingga termasuk kelompok monera. Ganggang biru memiliki sifat-sifat:
1.      Ada yang bersel satu dan bersel banyak.
2.      Ada yang berupa benang maupun koloni.
3.      Ada yang bersimbiosis maupun sendiri.
4.      Memiliki klorofil yang tersebar di dalam plasma sel.
5.      Memiliki karotenoid yang mengandung pigmen fikobilin (gabungan pigmen warna merah (fikoeritrin) dan warna biru (fikosianin).
6.      Habitat di tempat yang sangat dingin sampai di tempat yang sangat panas (suhu kurang lebih 850C).
7.      Dapat bersimbiosis dengan Amoeba, Protozoa, Diatom, Anemone laut, dan jamur.
8.      Berkembang biak secara vegetatif, yaitu:
-          Membelah diri, yaitu membelah secara langsung menjadi dua.
-          Fragmentasi, yaitu melepaskan bagian tubuhnya menjadi beberapa bagian. Selanjutnya bagian yang terlepas tumbuh menjadi individu baru.
-          Heterokist, mirip dengan fragmentasi hanya ada bagian yang menebal dan disebut heterokist.

Berikut contoh beberapa ganggang biru:
1.      Chlorococcus, terdapat di dasar kolam renang dan berkembang biak dengan membelah diri.
2.      Nostoc, berupa benang yang tersusun atas deretan sel. Sel yang terbesar dinamakan heterokista yang dapat tumbuh menjadi individu baru.
3.      Oscilatoria, berupa benang yang tersusun atas sel pipih, berkembang biak dengan fragmentasi dan sering disebut hormogonium.
4.      Gleocapsa, terdapat pada batu-batuan, mirip Clorococcus dan bersifat epifit (menempel) pada tumbuhan.
5.      Rivularia, berbentuk cambuk, sel pangkalnya berupa heterokista dan berfungsi sebagai alat pembiakan.


Ganggang biru berperan dalam kehidupan manusia, antara lain:
1.      Sebagai kelompok perintis suatu vegetasi (dapat hidup pada tempat dimana belum ada individu yang mendiami).
2.      Sebagai produsen dalam suatu ekosistem, terlebih untuk udang dan ikan kecil.
3.      Sumber bahan pangan yang mengandung protein tinggi, yaitu Spirulina.
4.      Menyuburkan lahan pertanian.

5.      Simbiosis antara ganggang biru bersel tunggal (Anabaena) dengan paku air jenis Azzola pinnata mampu mengikat nitrogen bebas di udara.

Monera


       Istilah monera diambil dari bahasa Yunani, Yaitu moneres, yang berarti tunggal. Dengan demikian semua anggota monera adalah bersel tunggal yang prokariotik, yaitu inti selnya belum memiliki karioteka (selaput inti).

Sel Prokariotik


    Tabel perbedaan Sel prokariotik dan sel eukariotik

Bakteri


            Istilah bakteri berasal dari bahas aYunani, yaitu bacterion, yang artinya batang kecil. Bakteri termasuk organisme bersel tunggal yang tidak berklorofil dan hidup dimana-mana.
          Pada lingkungan yang buruk, bakteri akan membentuk spora (kista) untuk mengamankan diri. Dimulai dengan timbulnya daerah bening di dekat salah satu ujung. Daerah tersebut menjadi keruh dan mulai muncul permulaan spora yang terbetuk di dalam sel (endospora). Spora tahan terhadap desinfektan, kekeringan, panas, ataupun dingin berbentuk kista. Jika lingkungan baik, spora tumbuh menjadi bakteri.

a.      Struktur sel bakteri
Penyusun utama tubuh bakteri ada tiga, yaitu:
1)      Dinding sel
Dinding sel terdiri atas zat peptidoglikan dan berfungsi untuk memberi bentuk dan perlindungan bagian dalam sel.
2)      Membran plasma
Terletak di dalam dinding sel, tersusun atas zat lemak dan protein (lipoprotein), dan berfungsi sebagai tempat keluar masuknya zal ke dalam sel.
3)      Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan kental pengisi sel yang di dalamnya terdapat bagian inti sebagai pusat aktivitas sel yang bersifat prokariot. Inti mengandung kromosom yang ber-DNA.



Selain tiga bagian penyusun tubuh bakteri, ada juga bakteri yang memiliki struktur sebagai berikut:
1.      Flagellum
Flagel berbentuk seperti bulu cambuk dan berfungsi sebagai alat gerak. Flagel tersusun atas zat protein yang disebut flagelin. Flagela ukuranya lebih panjang dari pilus (rambut getar) dan menempel pada sel dengan perantara basal. Berdasarkan jumlah dan letak flagel, bakteri dikelompokkan ke dalam:

Nama
Banyak flagel
Letak
Monotrik
Satu
Ujung
Lopotrik
Banyak
Ujung
Amfitrik
Banyak
Kedua ujung
Peritrik
Banyak
Tersebar
Atrik
Tidak ada
Tidak ada
 
Gambar: Tipe-tipe flagela
2.      Kapsul
Kapsul merupakan lapisan lendir bakteri yang berfungsi sebagai pelindung dari serangan sel darah putih dari inang. Tiap-tiap bakteri memiliki ketebalan yang berbeda. Salah satu contoh bakteri Pnemococci (penyebab pneumonia).
3.      Pilus
Pilus adalah rambut-rambut halus pendek yang ada di seluruh permukaan tubuh bakteri. Pilus  berfungsi untuk menempelkan diri pada substratnya.

b.      Perkembangbiakan bakteri
Bakteri berkembang biak dengan cara vegetatif, yaitu membelah diri (pembelahan biner). Pembelahan ini dapat terjadi jika faktor-faktor luarnya menguntungkan. Fase-fasenya sebgai berikut:

Fase
Kegiatan
1.
Sitoplasma terpisah oleh sekat melintang
2.
Sekat yang terbentuk akan menjadi dinding yang dapat dilalui oleh protoplasma sel
3.
Sel terbelah menjadi dua

Bakteri sebenarnya juga mengalami perkembanganbiakan mirip secara seksual (paraseksual) dengan cara pemindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri yang lain.

Paraseksual ada tiga macam, yaitu:
1)      Konjugasi
Dilakukan dengan cara memindahkan materi genetik secara langsung dari dua bakteri yang berdekatan. Bakteri yang berkonjugasi tidak memiliki jenis kelamin. Hal ini diatasi cukup dengan menandai positif (+) dan negatif (-). Contoh: E. Coli.

Gambar: prosses konjugasi

2)      Tranduksi
Pada tranduksi, materi genetik berpindah dengan perantara virus.

Gambar Proses Tranduksi
3)      Transformasi
Pada transformasi, materi genetik yang berpindah hanya sedikit.
Contoh: Rhizobium sp dan Bacillus
Proses transformasi

 c.       Jenis-jenis Bakteri
1.      Berdasarkan cara mendapatkan makanan
Bakteri dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu bakteri heterotrof (mampu mensintesis makanannya sendiri) dan bakteri autotrof (tidak mampu mensintesis makanan sendiri).
2.      Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen
Bakteri yang memerlukan oksigen bebas untuk memperoleh energi disebut bakteri aerob. Contoh bakteri aerob adalah bakteri-bakteri yang melakukan nitrifikasi:
1)      Nitrobacter: mengoksidasi amoniak (NH3) menjadi senyawa (HNO2), sehingga disebut bakteri nitrit.
2)      Nitrosococcus: mengoksidasi amoniak (NH3) menjadi senyawa nitrat (HNO3), sehingga disebut bakteri nitrat.

Bakteri yang hidup tanpa oksigen dinamakan bakteri anaerob. Energi diperoleh dengan mereduksi atau merombak senyawa-senyawa yang sudah jadi. Contohnya Micrococcus denitrificans dan Clostridium tetani. Bakteri dinitrikans mengubah senyawa nitrat menjadi amoniak. Jadi, denitrifikans merupakan kebalikan dari nitrifikasi.

d.      Bentuk bakteri
1.      Kokus
Bentuk bakteri kokus antara lain:
-          Seperti untaian anggur (stapilokokus)
-          Seperti rantai (streptokokus)
-          Berkelompok empat-empat (tetrakokus)
-          Berpasangan (diplokokus)
-          Berkelompok delapan (sarcina)


2.      Basil
Istilah basil berasal dari kata bacillus, artinya batang, basil ada tiga macam yaitu:
-          Berdiri sendiri (monobasilus)
-          Berpasangan (diplobasilus)
-          Tersusun berantai (streptobasil)


3.      Spiral
Istilah spiral diambil dari kata spirillum, artinya berkelok atau melengkengkung. Bentuk melengkung ini ada tiga, yaitu:
-          Bentuk koma. Contoh: Vibrio comma
-          Bentuk spiral. Contoh: Spirillum sp.
-          Bentuk spiroseta. Bentuk ini mirip dengan spiral tetapi lebih berkelok dengan ujung lebih runcing. Contoh: Spirochaeta palida.


e.       Fungsi bakteri
Bakteri yang menguntungkan
1.      Siklus nitrogen
Tumbuhan membutuhkan ion nitrat sebagai bahan dasarprotein. Nitrat berasal dari nitrogen dan dihasilkan melalui siklus yang dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas dan Nitobacter.
2.      Pengikat nitrogen bebas
Pada akar tanaman jenis polong-polongan (Legumi-noceae) terdapat bintil-bintil yang mengandung bakteri Rhizobiun. Bakteri ini bertugas mengikat atau mengfiksasi nitrogen dari udara bebas menjadi nitrat.
3.      Penghasil asam
-          Alkohol difermentasi oleh Acetobacter menjadi asam cuka.
-          Susu difermentasi menjadi keju dan yogurt (minuman susu asam) oleh bakteri Lactobasillus bulgaricus atau Streptococcus lactis.
-          Nata de coco merupakan makanan yang dihasilkan dari sintetis gula oleh bakteri Acetobacter xylinum.
4.      Penghasil biogas
Kelompok bakteri metana mampu merubah kotoran hewan menjadi gas metan yang dapat digunakan untuk memasak.
5.      Penghasil Antibiotik
Antibiotik yang diperoleh dari bakteri antara lain penisilin yang dihasilkan oleh bakteri Penicillium sp dan streptomisin yang dihasilkan oleh Streptomyces griceus.

f.       Bakteri yang merugikan
1.      Bakteri besi
Bakteri ini mengubah senyawa besi yang terlarut di dalam air menjadi endapan yang dapat menyumbat aliran pada saluran pipa.
2.      Bakteri sulfur
Bakteri ini mengubah pipa-pipa besi menjadi asam sulfur yang mengakibatkan besi menjadi keropos dan berlubang.
3.      Bakteri pembusuk
Adanya bakteri pembusuk mengakibatkan makanan menjadi berlendir dan tidak tahan lama. Contoh Pseudomonas cocovenenans yang menghasilkan asam pada tempe bongkrek dan Clostridium botullium penghasil botulinin pada makanan kaleng.
4.      Bakteri penyebab penyakit
Bakteri ini dinamakan patogen, dapat menyerang hewan, tumbuhan dan manusia. Sedangkan bakteri yang tidak dapat menyebabkan penyakit disebut bakteri apatogen.
Contoh bakteri penyebab penyakit.


Mahluk Hidup
Nama Penyakit
Bakteri Penyebab

Tuberkolosa (TBS)
Mycobacterium tubercolosis

Lepra
Mycobacterium leprae
Manusia
Tifus
Salmonella thyphy

Disentri
Shigella dysentriae

Pneumonia
Diplococcus pneumoniae

Antrax
Bacillus antraxis
Hewan
Bruselois
Brucella abortus

Keguguran pada ternak
Campylobacter fetus

Tumor pada tumbuhan
Agrobacterium tumefaciens
Tumbuhan
Kanker pada batang jeruk
Xanthomonas citri

Busuk daun tebu
Erwinia tracheiphila
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com