Screams For Inspiration

Recent

Cermin Diri

Dimensi kehidupan selalu menawarkan beberapa pilihan untuk segera di jadikan sebuah keyakinan. Sebagai insan yang berpijak pada belantara sang pencipta, pemilik lakon kehidupan sering lupa dengan esensi keberadaannya sebagai seorang hamba.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Lalat Buah

Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari

Ekspedisi Gunung Talang

Sabtu pagi, 17/01 perjalanan di mulai dari kota Padang menuju Aie Batumbuk, Kabupaten Solok. Rute Aie Batumbuk merupakan rute baru yang baru di buka belum lama ini oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Solok. Perjalan di tempuh Satu jam dengan jarak tempuh kurang lebih 52 Km untuk tiba di Posko pendakian Gunung Talang.

Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya

Dengan nalari, manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran logis dan analisis.

Rabu, 17 Desember 2014

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Lalat Buah

1. Suhu Lingkungan


Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.
Waktu perkembangan yang paling pendek (telur-dewasa), adalah 7 hari, dan dicapai pada suhu 28° C. Perkembangan meningkat pada suhu yang lebih tinggi, yaitu sekitar 30° C, selama 11 hari, hal tersebut berkaitan dengan pemanasan tekanan. Pada suhu 25° C tersebut, lama harinya umumnya adalah sekitar 8.5 hari, sedangkan pada suhu 18° C lama harinya sekitar 19 hari dan pada suhu 12° C lama hari perkembangannya adalah 50 hari. betina meletakkan sekitar 400 telur, sekitar lima tiap waktunya, dimasukkan ke dalam sebuag kantung atau material organik lain. panjnag telur sekitar 0.5 millimetres akan mengeram setelah 12-15 jam pada suhu 25° C. Akan menghasilkan larva instar I setelah 4 hari pada suhu 25° C, kemudian molting sebanyak dua kali sehingga masuk ke fase larva instar II & III, hal tersebut terjadi sekitar 24 dan 48 jam setelah eclosion. Selama masa ini, mereka akan mikroorganime yang menguraikan buah. Kemudian larva dibungkus oleh kapsul yang disebut puparium, puparium ini berfungsi melindungi pupa lalat buah dari gangguan lingkungan sekitarnya. pupa tersebut akanmengalami metamorfosis selama 5 hari dan tumbuh menjadi dewasa.
Perkawinan pertama lalat buah betina terjadi 12 jam setelah ”emergence”. Betina menyimpan sperma dari jantan yang telah mengawininya. Drosophila melanogaster mulai bertelur setelah berumur lebih kurang 8 jam. Drosophila melanogaster betina sanggup menghasilkan 50-75 butir telur per hari atau dapat menghasilkan 400-500 butir telur. Telur Drosophila melanogaster berwarna putih susu berbentuk bulat panjang dengan ukuran 0,5 mm. Pada ujung anterior terdapat lubang yang disebut mikropil dan terdapat tonjolan memanjang seperti sendok.
Telur yang dikeluarkan pada umumnya sudah tahap blastula berkembang dalam 24 jam dan akan menetas menjadi larva. Larva akan mengalami pergantian kulit 4 kali dan berubah menjadi pupa. Pupa akan menetas setelah 8-11 hari (tergantung dari spesies dan suhu lingkungan)
.
2.      Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972).
3.      Intensitas Cahaya
Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap. 

Kelainan-kelainan Pada Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
 Lalat Drosophila Melanogaster mempunyai 4 pasang kromosom (2n=8)  yang terdiri dari 3 pasang autosom jantan dan betina serta 1 pasang kromosom seks pada jantan dan 1 pasang pada betina tetapi berbentuknya berbeda. Pada kromosom kelamin dapat dibedakan atas :
a.    kromosom X yang berbentuk batang luas dan memiliki 2 kromosom X.

b.   Kromosom Y yang sedikit membengkok pada salah satu ujungnya dan kromosom Y lebih pendek dari pada kromosom X, serta lalat jantan memiliki sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y.

             Pada  lalat betina , pasangan kromosom ke 4 terdiri dari kromosom yang sama panjang. Pada lalat jantan , pasangan kromosom ke 4 bentuknya tidak sama. Salah satu kromosom dari pasangan kromosom yang tidak sama panjang tersebut berbentuk bengkok. Sekitar dua per tiga panjangnya membengkok hingga menyerupai kail. Kromosom ini disebut kromosom Y, pasangan yang lurus disebut kromosom X. Dan kedua kromosom itu disebut kromosom kelamin, karena kehairannya selalu berkolerasi dengan kelamin lalat itu.
            Jadi sekitar dua pertiga kromosom X dan Y berpaangan, sedang sepertiga tidak berpasangan, karena ujungnya membengkok. Karena itu terdapat sepertiga bagian kromosom X yang tidak beralel karena tidak ditutupi oleh kromosom X yang tidak beralel karena tidak ditutupi oleh kromosom Y. Dikatakan bahwa dua pertiga kromosom itu memiliki bagian homolog, sedangkan sepertiga bagian krmosom X memiliki bagian yang non homolog.
            Dengan demikian pada lalat jantan terdpat pasangan kromosom terpendek yang bentuknya tidak sama kromosom jantan itu disebut kromosom XY, dan kromosom betinanya XX.
            Perbedaan jenis kelamin ditandai dengan sifat-sifat menurun tertentu yang jelas. Pola pigmen tadi pada perut jantan, penis dan bulu kejur pada ruas torsal pertama dari kaki depan adalah beberapa dari sifat nyata yang membedakan lalat jantan dari lalat betina. Fakta bahwa ada atau tidaknya sifat-sifat ini selalu berhubungan dengan kromosom kelamin yang merupakan bukti dari teori keturunan. Walaupun pada umumnya dianggap bahwa lalat XX adalah betina dan XY adalah jantan, akan tetapi kenyataan dengan adanya non disjunction, bahwa kromoom Y pada lalat ini tidak mempunyai pengaruh terhadap penentuan jenis kelamin.
            Pada Drosophila melanogaster, penetuan jenis kelamin dipengaruhi oleh perbandingan anattara kromosom kelamin dan jumlah set autosom (A)
            Apabila X/A > 1,5 adalah betina super.
Apabila X/A = 1,0 adalah betina.
Apabila X/A = 0,75 adalah interseks
Apabila X/A = 0,5 adalah jantan
Apabila X/A < 0,5 adalah jantan super.

            Lalat Drosphila mempunyai beberapa kelainan-kelainan yaitu terdiri dari:
a.    Lalat ginandromorf adalah lalat yang separuh tubuhnya terdiri dari jaringan lalat betina sedangkan separuh lainnya terdiri dari jaringan lalat jantan. Lalat ini tidak mempunyai formula kromosom.
b.    Lalat interseks adalah lalat yang jaringan tubuhnya merupakan mosaik (campuran yang tak teratur) dari jaringan lalat betina dan jantan. Lalat ini steril.
c.    Lalat jantan super adalah lalat yang sebenarnya akan menjadi lalat jantan akan tetapi triploid (3n) untuk autosomnya (3AAAXY) dan steril.
d.   Lalat dengan kromosom X yang melekat adalah lalat betina tetapi kedua kromosom X saling melekat pada salah satu ujungnya.Lalat Drosophila melanogaster normal ( tipe liar ) adalah lalat Drosophila yang ditemukan di alam yang memiliki fenotip dengan karakteristik yang telah ditentukan, diantaranya badan kelabu, warna mata merah, dan sayap lurus panjang.
e.    Variasi fenotip muncul akibat adanya perbedaan pada satu hingga tiga gen, misalnya warna mata putih, sayap vestigial, tubuh ebony, dan banyak lagi variasi lainnya. Lalat Drosophila melanogaster yang memiliki sedikitnya satu karakter yang berbeda dengan tipe liarnya disebut sebagai mutan.
              Selain itu, masih ada beberapa kelainan-kelainan pada Lalat Drosophila melanogasteryaitu :
. Curly-Winged Flies


         Sayap-sayap lalat ini keriting. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu "gen keriting" pada kromosom yang kedua. Sayap-sayap keriting ini terjadi karena suatu mutasi dominan, yang berarti bahwa satu salinan gen diubah dan menghasilkan cacat itu. Jika salinan kedua-duanya (orang tuanya) adalah mutan, maka lalat ini tidak akan survive.

Short-Winged Flies
       Sayap-sayap lalat ini pendek. Sayap lalat ini tidak bisa terbang. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu vestigial gen, pada kromosom yang kedua. Lalat ini mempunyai suatu mutasi terdesak/terpendam. Tentang penghembus vestigial gen yang dibawa oleh masing-masing lalat (satu dari orangtua masing-masing), kedua-duanya harus diubah untuk menghasilkan sayap yang abnormal. Seandainya satu adalah mutan, versi yang sehat dapat mengesampingkan cacat tersebut.
Ebony Flies
       Lalat ini berwarna gelap, hampir hitam dibadannya. Mereka membawa suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen kayu hitam yang terletak pada kromosom ketiga. Secara normal, gen kayu hitam bertanggung jawab untuk membangun pigmen yang memberi warna pada lalat buah normal. Jika gen kayu hitam cacat, maka pigmen yang hitam ini dapat menyebabkan badan pada lalat buah menjadi hitam semuanya.


Yellow Flies
          Lalat ini berwarna kekuningan dibanding lalat normal. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen kuning pada kromosom X. Gen kuning diperlukan untuk memproduksi suatu pigmen pada lalat hitam normal. Sedangkan pada mutan ini tidak bisa menghasilkan pigmen atau gen kuning ini.

White-Eyed Flies
            Lalat ini mempunyai mata putih. Seperti lalat orange-eyed, mereka juga mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen putih. Tetapi di lalat ini, gen putih secara total cacat, sehingga tidak menghasilkan pigmen merah sama sekali.
 
Eyeless Flies
     Lalat ini tidak punya mata. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen buta, yang secara normal diinstruksikan sel di dalam larva untuk membentuk suatu mata.
Leg-Headed Flies
     Lalat ini mempunyai antena seperti kaki abnormal pada dahi mereka. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen antennapedia (bahasa latin untuk "antenna-leg"), yang secara normal diinstruksikan sel untuk merubah beberapa badan untuk menjadi kaki. Di lalat ini, gen antennapedia dengan licik instruksikan sel yang secara normal untuk membentuk antena menjadi kaki sebagai gantinya.

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com