1. Suhu Lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang
dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu
putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C,
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama
dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh
akan steril.
Waktu perkembangan yang paling pendek
(telur-dewasa), adalah 7 hari, dan dicapai pada suhu 28° C. Perkembangan
meningkat pada suhu yang lebih tinggi, yaitu sekitar 30° C, selama 11 hari, hal
tersebut berkaitan dengan pemanasan tekanan. Pada suhu 25° C tersebut, lama
harinya umumnya adalah sekitar 8.5 hari, sedangkan pada suhu 18° C lama harinya
sekitar 19 hari dan pada suhu 12° C lama hari perkembangannya adalah 50 hari.
betina meletakkan sekitar 400 telur, sekitar lima tiap waktunya, dimasukkan ke
dalam sebuag kantung atau material organik lain. panjnag telur sekitar 0.5
millimetres akan mengeram setelah 12-15 jam pada suhu 25° C. Akan menghasilkan
larva instar I setelah 4 hari pada suhu 25° C, kemudian molting sebanyak dua
kali sehingga masuk ke fase larva instar II & III, hal tersebut terjadi
sekitar 24 dan 48 jam setelah eclosion. Selama masa ini, mereka akan
mikroorganime yang menguraikan buah. Kemudian larva dibungkus oleh kapsul yang
disebut puparium, puparium ini berfungsi melindungi pupa lalat buah dari
gangguan lingkungan sekitarnya. pupa tersebut akanmengalami metamorfosis selama
5 hari dan tumbuh menjadi dewasa.
Perkawinan pertama lalat buah betina terjadi 12 jam
setelah ”emergence”. Betina menyimpan sperma dari jantan yang telah
mengawininya. Drosophila melanogaster mulai bertelur setelah berumur lebih
kurang 8 jam. Drosophila melanogaster betina sanggup menghasilkan 50-75 butir
telur per hari atau dapat menghasilkan 400-500 butir telur. Telur Drosophila
melanogaster berwarna putih susu berbentuk bulat panjang dengan ukuran 0,5 mm.
Pada ujung anterior terdapat lubang yang disebut mikropil dan terdapat tonjolan
memanjang seperti sendok.
Telur yang dikeluarkan pada umumnya sudah tahap blastula berkembang dalam 24
jam dan akan menetas menjadi larva. Larva akan mengalami pergantian kulit 4
kali dan berubah menjadi pupa. Pupa akan menetas setelah 8-11 hari (tergantung
dari spesies dan suhu lingkungan).
2.
Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun
apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan
menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran
kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa
dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas
dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang
dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972).
3.
Intensitas Cahaya
Drosophila
melanogaster lebih menyukai
cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada
di tempat yang gelap.
Kelainan-kelainan Pada Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
Lalat Drosophila Melanogaster mempunyai 4 pasang kromosom (2n=8) yang terdiri dari 3 pasang autosom jantan dan betina serta 1 pasang kromosom
seks pada jantan dan 1 pasang pada betina tetapi berbentuknya berbeda. Pada
kromosom kelamin dapat dibedakan atas :
a.
kromosom X yang
berbentuk batang luas dan memiliki 2 kromosom X.
b. Kromosom Y yang
sedikit membengkok pada salah satu ujungnya dan kromosom Y lebih pendek dari
pada kromosom X, serta lalat jantan memiliki sebuah kromosom X dan sebuah
kromosom Y.
Pada lalat betina , pasangan kromosom ke 4 terdiri
dari kromosom yang sama panjang. Pada lalat jantan , pasangan kromosom ke 4
bentuknya tidak sama. Salah satu kromosom dari pasangan kromosom yang tidak
sama panjang tersebut berbentuk bengkok. Sekitar dua
per tiga panjangnya membengkok hingga menyerupai kail. Kromosom ini disebut
kromosom Y, pasangan yang lurus disebut kromosom X. Dan kedua kromosom itu
disebut kromosom kelamin, karena kehairannya selalu berkolerasi dengan kelamin
lalat itu.
Jadi sekitar dua pertiga
kromosom X dan Y berpaangan, sedang sepertiga tidak berpasangan, karena ujungnya
membengkok. Karena itu terdapat sepertiga bagian kromosom X yang tidak beralel
karena tidak ditutupi oleh kromosom X yang tidak beralel karena tidak ditutupi
oleh kromosom Y. Dikatakan bahwa dua pertiga kromosom itu memiliki bagian
homolog, sedangkan sepertiga bagian krmosom X memiliki bagian yang non homolog.
Dengan demikian pada lalat jantan
terdpat pasangan kromosom terpendek yang bentuknya tidak sama kromosom jantan
itu disebut kromosom XY, dan kromosom betinanya XX.
Perbedaan jenis kelamin
ditandai dengan sifat-sifat menurun tertentu yang jelas. Pola pigmen tadi pada perut jantan, penis dan bulu
kejur pada ruas torsal pertama dari kaki depan adalah beberapa dari sifat nyata
yang membedakan lalat jantan dari lalat betina. Fakta bahwa ada atau tidaknya
sifat-sifat ini selalu berhubungan dengan kromosom kelamin yang merupakan bukti
dari teori keturunan. Walaupun pada umumnya dianggap bahwa lalat XX adalah
betina dan XY adalah jantan, akan tetapi kenyataan dengan adanya non disjunction, bahwa kromoom Y pada
lalat ini tidak mempunyai pengaruh terhadap penentuan jenis kelamin.
Pada Drosophila melanogaster, penetuan jenis kelamin dipengaruhi oleh
perbandingan anattara kromosom kelamin dan jumlah set autosom (A)
Apabila X/A > 1,5 adalah
betina super.
Apabila X/A = 1,0 adalah betina.
Apabila X/A = 0,75 adalah
interseks
Apabila X/A = 0,5 adalah jantan
Apabila X/A < 0,5 adalah
jantan super.
Lalat Drosphila mempunyai
beberapa kelainan-kelainan yaitu terdiri dari:
a. Lalat ginandromorf adalah lalat
yang separuh tubuhnya terdiri dari jaringan lalat betina sedangkan separuh
lainnya terdiri dari jaringan lalat jantan. Lalat ini tidak mempunyai formula
kromosom.
b. Lalat interseks adalah lalat yang
jaringan tubuhnya merupakan mosaik (campuran yang tak teratur) dari jaringan
lalat betina dan jantan. Lalat ini steril.
c. Lalat jantan super adalah lalat
yang sebenarnya akan menjadi lalat jantan akan tetapi triploid (3n) untuk
autosomnya (3AAAXY) dan steril.
d. Lalat dengan kromosom X yang melekat adalah lalat
betina tetapi kedua kromosom X saling melekat pada salah satu ujungnya.Lalat Drosophila melanogaster normal ( tipe
liar ) adalah lalat Drosophila yang ditemukan di alam yang memiliki fenotip
dengan karakteristik yang telah ditentukan, diantaranya badan kelabu, warna
mata merah, dan sayap lurus panjang.
e. Variasi fenotip muncul akibat
adanya perbedaan pada satu hingga tiga gen, misalnya warna mata putih, sayap
vestigial, tubuh ebony, dan banyak lagi variasi lainnya. Lalat Drosophila melanogaster yang memiliki
sedikitnya satu karakter yang berbeda dengan tipe liarnya disebut sebagai
mutan.
Selain itu, masih ada beberapa
kelainan-kelainan pada Lalat Drosophila melanogasteryaitu :
|
. Curly-Winged Flies |
Sayap-sayap lalat ini keriting. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh
mereka yaitu "gen keriting" pada kromosom yang kedua. Sayap-sayap
keriting ini terjadi karena suatu mutasi dominan, yang berarti bahwa satu
salinan gen diubah dan menghasilkan cacat itu. Jika salinan kedua-duanya (orang
tuanya) adalah mutan, maka lalat ini tidak akan survive.
|
Short-Winged Flies
|
Sayap-sayap lalat ini pendek. Sayap lalat ini tidak bisa terbang. Mereka
mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu vestigial gen, pada kromosom
yang kedua. Lalat ini mempunyai suatu mutasi terdesak/terpendam. Tentang
penghembus vestigial gen yang dibawa oleh masing-masing lalat (satu dari
orangtua masing-masing), kedua-duanya harus diubah untuk menghasilkan sayap
yang abnormal. Seandainya satu adalah mutan, versi yang sehat dapat
mengesampingkan cacat tersebut.
|
Ebony Flies |
Lalat ini berwarna gelap, hampir hitam dibadannya. Mereka membawa suatu
cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen kayu hitam yang terletak pada kromosom
ketiga. Secara normal, gen kayu hitam bertanggung jawab untuk membangun pigmen
yang memberi warna pada lalat buah normal. Jika gen kayu hitam cacat, maka
pigmen yang hitam ini dapat menyebabkan badan pada lalat buah menjadi hitam
semuanya.
|
Yellow
Flies |
Lalat ini berwarna kekuningan dibanding lalat normal. Mereka mempunyai
suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen kuning pada kromosom X. Gen kuning
diperlukan untuk memproduksi suatu pigmen pada lalat hitam normal. Sedangkan pada mutan ini tidak
bisa menghasilkan pigmen atau gen kuning ini.
White-Eyed Flies
Lalat ini mempunyai mata putih.
Seperti lalat orange-eyed, mereka juga mempunyai suatu cacat di dalam tubuh
mereka yaitu gen putih. Tetapi di lalat ini, gen putih secara total cacat,
sehingga tidak menghasilkan pigmen merah sama sekali.
Eyeless Flies
Lalat ini tidak punya mata.
Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen buta, yang secara
normal diinstruksikan sel di dalam larva untuk membentuk suatu mata.
Leg-Headed Flies
Lalat ini mempunyai antena
seperti kaki abnormal pada dahi mereka. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam
tubuh mereka yaitu gen antennapedia (bahasa latin untuk
"antenna-leg"), yang secara normal diinstruksikan sel untuk merubah
beberapa badan untuk menjadi kaki. Di lalat ini, gen antennapedia dengan licik
instruksikan sel yang secara normal untuk membentuk antena menjadi kaki sebagai
gantinya.